"Apakah akan kupaksa tangan ini menorehkan larat-larat aksara,
sedang hati dan pikiran tak menginginkannnya?

Jika demikian, apa bedanya diriku dengan mesin pencetak yang tak punya hati tak punya kehendak?"

Rabu, 16 Juni 2010

.:: ingin menyapamu senja ini




ini bukan tentang aku, dia , mereka, atau kalian semua. ini tentang kamu dan dirimu.

kamu dengan segala kisah yang menyertai hidupmu. kamu dengan segala kebajikan serta kebejatan yang mengesankan.



seperti yang kau ketahui sebelumnya, aku bukanlah seseorang dengan ingatan yang baik. mudah bagiku untuk (tidak) sengaja melupakan apa atau siapa yang kutemui beberapa detik sebelumnya.
entah apakah aku seorang pelupa, sombong, atau apapun namanya. dan terserah juga kau menyebutnya bagaimana. yang pasti aku tak ingin memenuhi memori di otakku dengan segala hal yang tak terlampau penting.
lalu apakah kau adalah satu dia antara sekian hal yang tidak penting yang kusebutkan? kukira kau bisa menerkanya.

dan setelah semua memori ke-kita-an kita terhapus dan tak lagi terdengar gaungnya di jagad raya, kini kumengalami sindrom kerinduan yang luar biasa. mungkin itulah sebab kenapa aku ingin menyapamu senja ini.

salam,

Selasa, 08 Juni 2010

:: Ada Apa dengan Miyabi?




Sebuah pertanyaan bias, hingga kemudian mampu menghadirkan ribuan jawaban yang tentu saja tak seragam. Tergantung siapa dan bagaimana memaknainya.

Ada apa dengan miyabi?

Perempuan jepang satu ini sempat menjadi buah bibir di sebagian wilayah negeri. Orang-orang suci sudah terlanjur memberinya cap sebagai penjahat. Karena penjahat, ia layak dihujat. Dan karena penjahat, adalah merupakan sebuah kejahatan jika membiarkannya ikut serta dalam dunia seni-budaya bangsa.

Ada apa dengan miyabi?
Entahlah. Aku belum berwenang untuk menjawabnya. Salah satu penyebabnya adalah aku bukan satu dari sekian orang suci itu.

Ya, Ini dia!
Kesucian.

Bisa jadi kesucian menjadi alasan kenapa wanita cantik yang satu ini haram memasuki negeri.

Hanya saja, jika kesucian menjadi alasan timbulnya hujatan, jika kesucian menjadi titik pangkal munculnya isu ini, maka
pertanyaannya kemudian adalah, kenapa harus miyabi?

Ya, kenapa harus miyabi yang menjadi objek luapan caci-maki?