"Apakah akan kupaksa tangan ini menorehkan larat-larat aksara,
sedang hati dan pikiran tak menginginkannnya?

Jika demikian, apa bedanya diriku dengan mesin pencetak yang tak punya hati tak punya kehendak?"

Kamis, 28 Januari 2010

"aksi keprihatinan kaum setan"



selepas pagi, sekelompok setan menggelar aksi keprihatinan di seputaran taman eden. peristiwa yang cukup istimewa karena baru kali ini mereka punya kesempatan menyuarakan keresahan yang lama terpendam.

aksi damai itu dijaga ketat oleh satu kompi pasukan bersenjata lengkap, mirip malaikat.

dalam tuntutannya, mereka mengusung tiga hal besar yang menjadi isu utama dalam percaturan politik langit;

pertama, dihilangkannya diskriminasi serta perlakuan tidak adil yang kerap mereka alami.

kedua, menghapus stigma buruk yang selama ini disematkan manusia terhadap kaumnya.

dan ketiga, berharap dibukakan pintu taubat bagi yang telah lelah berbuat jahat.

Rabu, 27 Januari 2010

"belum ingin menyapamu"





langit dan bumi. dua entitas yang saling meng-harmoni. dan bahkan mungkin akan saling mengabadi. hubungan antar keduanya terjalin dengan sangat luar biasa. istimewa. nyaris sempurna.

namun semua menjadi hambar belaka manakala salah satu sudah merasa menghamba bagi salah satu yang lain. setelah sekian putaran waktu, bumi mengungkapkan keluh-kesahnya. ia merasa tak lagi dihargai. oleh langit. sahabat yang selama ini setia menemani saat pagi buta maupun ketika senja merangkum setiap detak kehidupan semesta.

selama ini bumi mencurahkan segenap perhatian pada langit. bahkan ketika langit dirundung kesedihan, bumi tak segan menghadiahkan bulan untuk menerangi hati sang langit yang sedang temaram.

bukan hanya itu. bumi pun dengan senang hati menampung segala curahan perasaan langit lewat hujan. baik ketika langit gembira dan menurunkan titik-titik air penghapus dahaga. ketika langit marah dan meluapkannya lewat sayatan kilat dan petir yang menggelegar. maupun ketika langit tersedu hingga meneteskan air mata pilu.

namun langit sama sekali tak peduli pada bumi. saat bumi haus akan air perhatian, langit tak mengacuhkan. saat bumi ingin berbagi perasaan, langit malah asyik bercengkerama dengan bulan dan bintang. dan saat bumi merasa hatinya gersang dan menginginkan hujan, langit berpaling dan tak menghiraukan.

kini bumi terkurung dalam jeruji dunianya sendiri dan sepi. ia ingin memaki, tapi langit tetap tak akan peduli.

bumi pun berujar, "sebaiknya kita akhiri hubungan yang aneh ini. aku belum ingin menyapamu, langitku. mungkin lain kali. atau malah tidak sama sekali."

Jumat, 22 Januari 2010

tidak boleh bersedih?! kau bercanda?




"sudahlah, kau tak perlu menyesali hal ini." katanya sambil mencoba menghiburku malam itu.

sambil tersenyum kecut, aku mengatakan, "kau bercanda?"
ya, aku ingin tertawa saat mendengarnya. ternyata dia tak kenal siapa diriku. bukan diriku sebagai aku, melainkan diriku sebagai seorang anak manusia.

selama ini dia selalu saja memaksaku untuk tersenyum, tertawa, dan tampak bahagia. meski dia sendiri tahu aku sedang tak ingin melakukannya. begitu juga dengan keyakinan, harapan, optimis, dan segala sikap positif sejenis.

"aku ini manusia biasa." sergahku membela diri.

dia menimpali dengan kata-kata yang mungkin sudah kudengar ribuan kali, "aku tahu itu. tapi kita diharuskan untuk selalu menatap hidup dengan penuh semangat dan keyakinan. kita sama sekali tidak boleh bersedih."

"tidak boleh bersedih? kau gila?" ujarku lirih dalam hari.

selain semua hal yang pernah dikhutbahkannya padaku, aku juga berhak untuk sedih, kecewa, putus asa, bahkan menangis. itu semua bagian dari kedirianku.
jelas aku tak dapat melakukan semua yang dia katakan. mungikin hanya dewa yang bisa mencapainya.

dengan nada yang meninggi dia berkata, "kau hanya mencari pembenaran."

tapi bukankan akan indah manakala senang dan sedih, suka dan duka, tangis dan tawa, harapan dan keputusasaan dapat bersanding dengan begitu intim? kita butuh keseimbangan. biar saja mereka datang silih berganti seiring harmoni hidup yang kita jalani.

lalu aku melanjutkan, "kau tahu, aku berani bertaruh, kau pun tak akan mampu. pun kalau benar-benar sanggup, itu karena satu alasan: mungkin kau bukan manusia."

dia terdiam. lalu beranjak pergi meninggalkanku yang memang sedang ingin sendiri. mungkin dia marah. entahlah.

Kamis, 21 Januari 2010

cinta = romantis? yang benar saja!

"seringkali cinta sejati justru lahir dari orang-orang yang sama sekali tidak romantis."






itu kataku beberapa hari yang lalu. namun anehnya sekarang aku malah ragu dan bertanya, "benarkah?" tapi yang lebih aneh adalah sebagian orang menyetujui pendapatku itu. ah, kupikir mereka juga aneh. hehe..

baiklah, akan sedikir kuuraikan.

ada dua kata kunci dalam kalimat tersebut, yakni "romantis" dan "cinta". dua kata yang bisa jadi saling berhubungan, tapi bisa juga tidak.

pertama, kata "romantis". kata ini dapat bersinonim dengan kata mesra atau penuh kasih sayang. dari segi pemaknaan, ada dua perspektif yang dapat digunakan.
pertama, dari sudut pandang sempit, romantis berarti tindakan saling puja-puji antar dua anak manusia yang sedang dimabuk asmara. aktivitas ini hanya terjadi ketika suasana hati memungkinkan.

kedua, dalam dimensi yang lebih luas romantis adalah kasih sayang yang tidak hanya dicurahkan kepada satu orang saja, melainkan semua orang. inilah aktualisasi dari sifat manusia yang paling hakiki: saling kasih antara manusia yang satu dengan yang lain. tidak dibutuhkan momen tertentu untuk mewujudkannya.

itu tentang romantis.

kemudian "cinta".

cinta?
mmm......

aku bahkan tak mengerti apa itu cinta.. haha

.:: nama: sebentuk penghadiran hakiki

"what is a name? that which we call a rose
by any other name would smell as sweet"
- Shakespeare





bagi Shakespeare, nama hanyalah sebatas tanda. tanda yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan substansi benda atau sesuatu yang disemati nama itu. ya, ia sekedar sebuah sebutan. dan karena sebutan, maka hanya bertugas untuk mewakili entitas yang ada di balik nama itu.

"apalah arti sebuah nama," begitu sebagian orang mengatakan.



masih ingatkah ketika aku bertanya, "kau lebih suka dipanggil dengan nama yang mana?"
“terserah kamu saja,” begitu jawabmu.

aku serius ketika menanyakan hal itu.

aku menginginkan nama yang merupakan "dirimu". pernah suatu saat aku berpikir, mestikah aku memanggil nama lengkapmu? ah, sepertinya tidak. itu terlalu panjang.

mungkin kau beranggapan bahwa tidak ada gunanya membahas hal seperti ini.
pertanyaannya kemudian adalah benarkah nama merupakan hal yang tidak penting hingga tidak perlu dipermasalahkan?

menurutku tidaklah demikian!
bagiku, hal ini penting. teramat penting.

benar bahwa dengan nama manapun aku menyapamu, kau tetaplah orang yang sama. hakikat yang sama. namun, aku merasa nama-nama itu mewakili pengertian berbeda.

nama adalah substansi. nama bukanlah sekedar tanda. bukanlah sekedar nama.
nama adalah manusianya, si empunya nama. bagiku, nama tidaklah sekedar mewakili, tapi menghadirkan.
itulah yang kemudian membuatku menanyakan perihal namamu. aku hanya ingin memangilmu dengan nama yang tepat. nama --yang seperti aku sebutkan di awal tadi-- bukan sekedar nama.

dan sampai saat ini aku masih belum yakin dengan nama yang mana aku mesti menyapamu.

Senin, 18 Januari 2010

begitu juga dirimu

"tomorrow is mystery. yesterday is history. and today is gift'"

hampir tiga puluh menit kita berbincang. dan entah apa yang terjadi, tiba-tiba kau melontarkan pernyataan itu. sebuah pernyataan yang kuakui sedikit menentramkan.
tapi benarkah?

"mungkin. tergantung manifestasi segala prinsip kebaikan yang telah ada." begitu katamu.

sebenarnya ada apa denganmu? tak biasanya kau berbicara dengan nada serius seperti ini. sok filosofis malah.
oke. aku diam. bukan apa-apa. hanya sedang tak ingin berdebat dengamu saja.

"sadar atau tidak, jutaan ajaran kebaikan hidup telah lama mengendap di otakmu itu. ini bukan tentang ketidaktahuan. kau tahu. aku yakin itu. kau mengerti dan juga memahami."



kau menasihatiku?
hei, sejak kapan kamu berani melakukannya?
kau tahu, aku ingin sesegera mungkin menutup telepon dan mengakhiri pembicaraan kita yang aneh ini. namun tak apa. sekali-kali bolehlah aku mendengar ocehanmu.

lalu kau melanjutkan,
"segala hal yang bernilai kebaikan akan tetap merupakan kebaikan. sekecil apapun nilainya. dan itu menjadi tak berarti manakala hanya sebatas untuk dipahami.
sayangnya, kau terlampau sering menasihatiku. menumpahkan kata-kata yang terkadang tidak aku mengerti apa maksudnya --aku pun tak terlalu yakin kau melakukan apa yang kau katakan. ya, kau terlalu banyak bicara."

begitu juga dirimu, kataku dalam hati.

Rabu, 13 Januari 2010

makna angka sembilan belas (?)



sembilan belas. apakah angka itu sama artinya dengan kata "dewasa"? entahlah! itu relatif. bukan apa-apa. aku berkata demikian hanya karena aku adalah penganut paham yang menolak segala bentuk kemutlakan dalam kehidupan yang profan ini.

lalu, apa makna angka sembilan belas? ah, lagi-lagi ini pertanyaaan dengan jawaban yang sangat personal. dan kali ini tak ada seorangpun yang berhak untuk menjawabnya selain dirimu sendiri.

kedewasaan adalah sebuah jalan panjang yang bisa jadi tak berujung. ketika seseorang mengatakan dirinya sudah sampai pada titik dewasa, itu artinya dia sama sekali belum dewasa. bahkan dia belum memahami apapun.

teruslah berproses! kenapa? karena dewasa adalah proses. proses belajar banyak hal. proses memahami dan memaknai banyak hal. dan tentu saja menetukan sikap atas banyak hal tersebut.

di hari istimewa ini, sebenarnya banyak pengharapan yang ingin kuucapkan. pengharapan yang terbaik di hidup kamu. namun aku berpikir semuanya tak akan menjadi sempurna manakala bukan dirimu sendiri yang berproses, berjuang, dan bertarung untuk mewujudkannya. karena kamulah yang paling bertanggung jawab atas diri dan kehidupan kamu.

aku malah seperti berceramah di depanmu. sama sekali tak ada maksud seperti itu.

kamu telah memiliki hal yang luar biasa: kau dan dirimu. itu lebih dari cukup untuk melanjutkan hidup, berproses di dalamnya: dengan segala canda tawa dan suka duka. sampai pada akhirnya kau menatap kehidupan dengan keteguhan, serta cita dan cinta yang sempurna.

Tuhan akan selalu membimbingmu untuk meraih yang terbaik. percayalah!



 * catatan hari ulang tahun Aryn

Minggu, 10 Januari 2010

untitled (4)




bahwa kau menarik perhatianku. aku akui hal itu. ini bukan tentang daya tarik fisik, lektur berpikir yang eklektik, gaya bicara, atau apalah namanya. ini tentang dirimu. tentu saja dengan segala kompleksitas yang menyertainya.

mungkin kesalahan terbesar yang kulakukan adalah ketika aku memperkenalkan diriku padamu. aku memperkenalkan diri bukan sebagai orang yang kupikirkan sekarang. hingga pada akhirnya relasi kita terjalin tak seperti yang kuinginkan.

aku bukanlah orang yang agresif, apalagi bisa dengan begitu heroik memperjuangkan segenggam harapan. pun sama sekali tak ingin memaksakan. itu hanya perilaku vandalis yang akut. alih-alih berteriak lantang menyuarakan keyakinan, aku lebih memilih berdiam diri sambil mengelola ruang dan waktu kita yang semakin berjarak. tapi aku juga bukan seorang melankolik yang cukup puas dalam lelap dekap fantasi yang mungkin saja entah. terkesan kontradiktif. malah sedikit ambigu. ya, mungkin akulah ambiguitas itu.

betapapun kita asyik bercengkerama dengan mesranya, jarak yang aku sebutkan sebelumnya tidak dapat kita abaikan begitu saja. cukuplah kemudian aku mengagumimu dalam hubungan yang hangat namun aneh ini.

dan seperti biasa, aku tak terlalu pandai mendeskripsikan perasaan lewat ungkapan kata-kata verbal lisan. oleh karenanya, aku lebih memilih menulis transkripsi ini sebagai media yang cukup impresif untuk menjalin komunikasi denganmu. maski kuakui, aku tak yakin kau akan mengerti. apa lagi memahami. toh aku tak memiliki pretensi apapun atas tulisan ini.

namun jangan menganggap aku seorang altruis sejati. tidak. aku tak semulia yang kau kira.

Selasa, 05 Januari 2010

aku tak boleh berdosa?! ah, kau bercanda..

"manusia paling tidak jujur dalam kaitannya dengan Tuhan mereka: dia tidak boleh berdosa!"
-- Friedrich Wilhelm Nietzsche



manusia pendosa. mungkin itu yang terlintas di benakmu tentang diriku sekarang ini. lalu kenapa? kalau kau berpikir aku akan tersinggung dengan sebutan yang kau sematkan itu, maaf, kau salah. aku tidak akan marah. sama sekali tidak. toh kenyataannya memang demikian.

dosa. kata yang satu ini sebisa mungkin dihindari oleh orang-orang suci. untungnya aku bukan bagian dari mereka.

dosa adalah bagian dari kehidupan. ia hakiki. bisa jadi sama dengan air, angin, atau api. sia-sia jika kau berpikir bisa serta-merta menghapuskannya dari muka bumi ini. oleh karena itu, jika ada yang beranggapan bahwa manusia tidak boleh berdosa, maka akan kukatakan, "ah, yang benar saja."

tentu kau masih ingat bagamana peristiwa pengusiran Adam dari taman surga. itu karena dia nyata-nyata berani melanggar larangan yang telah dititahkan Tuhan. bahkan Nabi Muhammad pun tak luput dari kesalahan. suatu ketika beliau mengadakan pertemuan dengan para pembesar suku Quraisy. pada saat yang bersamaan datang seorang sahabat buta dan miskin bernama Abi Dzar Al Ghifari. entah apa yang ada di pikiran Muhammad ketika itu, yang pasti beliau tidak mempedulikan kehadiran Abi Dzar. lalu apa yang terjadi? Tuhan langsung menegur sikap Nabi tersebut.

manusia sekelas nabi saja bisa berbuat salah. apalagi aku. aku yang selama ini cukup mesra bercengakerama dengan sesuatu yang bernama dosa. aku boleh berdosa. itu alasan kenapa Tuhan menciptakanku bukan sebagai malaikat, melainkan sebagai manusia. toh, aku menganggap itu merupakan rangkaian proses kehidupan. mengutip ungkapan Subagio Sastro Wardoyo, "melalui dosa kita bisa dewasa."

aku tak bermaksud memuja dosa. kalau selama ini beberapa kali menyinggung tentang setan dan eksisitensinya, itu tak berarti aku mengagungkan kaum mereka. aku juga tak sesarkas Nidah Kirani dalam "Tuhan, Ijinkan Aku Menjadi Pelacur" karya Muhidin M Dahlah yang dengan lantang mengatakan, "aku mengimani iblis. lantaran sekian lama ia dicaci, ia dimaki, dimarginalkan tanpa ada satu pun yang mau mendengarnya. sekali-kali bolehlah aku mendengar suara dari kelompok yang disingkirkan, kelompok yang dimarginalkan itu. supaya ada keseimbangan informasi."

ah, aku masih terlalu pengecut untuk mengatakan hal-hal seperti itu.

aku pun tak bermaksud menyesatkan imanmu. maaf kalau khutbah gelapku membuat sakit telinga manusia suci seperti dirimu.

salam

Jumat, 01 Januari 2010

selamat tahun baru 2010




tahun baru. entah sudah berapa putaran waktu kita melihat dan terlibat dalam uforia tahunan ini. lalu apa yang menjadikan moment tahun baru kali ini spesial?

entahlah!

semoga, semoga, dan semoga. satu kata itu tak pernah lepas dari hingar-bingar datangnya tahun yang baru. berbagai pengharapkan diucapkan. berbagai janji coba diikrarkan. then, apa yang terjadi setelah itu? saya tidak punya kapasitas untuk menjawabnya. hanya saja tidak jarang hal itu menjadi siklus yang lagi-lagi berujung pada pesta sesaat dan kemudian terlupakan.

kenapa mesti menunggu tahun baru? kenapa kita masih saja menunggu datangnya momentum untuk memulai kebaikan baru? diakui atau tidak, momentum yang secara teratur berulang akan berakhir menjadi sebatas rutinitas. dan parahnya kita senantiasa terjebak di dalamnya.

semoga saja perayaan tahun baru 2010 tak lagi menjadi sekedar uforia sesaat yang akhirnya hambar dan kemudian menghilang tergerus arus zaman.

ah, saya malah seperti meng-khotbah. tidak. saya tidak bermaksud demikian. ya...hanya ingin sedikit mengingkapkan segenggam kegelisahan. hehe..

selamat tahun baru 2010!
salam