"Apakah akan kupaksa tangan ini menorehkan larat-larat aksara,
sedang hati dan pikiran tak menginginkannnya?

Jika demikian, apa bedanya diriku dengan mesin pencetak yang tak punya hati tak punya kehendak?"

Minggu, 10 Januari 2010

untitled (4)




bahwa kau menarik perhatianku. aku akui hal itu. ini bukan tentang daya tarik fisik, lektur berpikir yang eklektik, gaya bicara, atau apalah namanya. ini tentang dirimu. tentu saja dengan segala kompleksitas yang menyertainya.

mungkin kesalahan terbesar yang kulakukan adalah ketika aku memperkenalkan diriku padamu. aku memperkenalkan diri bukan sebagai orang yang kupikirkan sekarang. hingga pada akhirnya relasi kita terjalin tak seperti yang kuinginkan.

aku bukanlah orang yang agresif, apalagi bisa dengan begitu heroik memperjuangkan segenggam harapan. pun sama sekali tak ingin memaksakan. itu hanya perilaku vandalis yang akut. alih-alih berteriak lantang menyuarakan keyakinan, aku lebih memilih berdiam diri sambil mengelola ruang dan waktu kita yang semakin berjarak. tapi aku juga bukan seorang melankolik yang cukup puas dalam lelap dekap fantasi yang mungkin saja entah. terkesan kontradiktif. malah sedikit ambigu. ya, mungkin akulah ambiguitas itu.

betapapun kita asyik bercengkerama dengan mesranya, jarak yang aku sebutkan sebelumnya tidak dapat kita abaikan begitu saja. cukuplah kemudian aku mengagumimu dalam hubungan yang hangat namun aneh ini.

dan seperti biasa, aku tak terlalu pandai mendeskripsikan perasaan lewat ungkapan kata-kata verbal lisan. oleh karenanya, aku lebih memilih menulis transkripsi ini sebagai media yang cukup impresif untuk menjalin komunikasi denganmu. maski kuakui, aku tak yakin kau akan mengerti. apa lagi memahami. toh aku tak memiliki pretensi apapun atas tulisan ini.

namun jangan menganggap aku seorang altruis sejati. tidak. aku tak semulia yang kau kira.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar