"Apakah akan kupaksa tangan ini menorehkan larat-larat aksara,
sedang hati dan pikiran tak menginginkannnya?

Jika demikian, apa bedanya diriku dengan mesin pencetak yang tak punya hati tak punya kehendak?"

Rabu, 31 Maret 2010

setan kecil...

sudah beranjak pagi. dan kau belum juga mau menyapaku sampai dengan hari ini. sial! apa yang ada di otakmu sekarang?!







kau tahu, awalnya aku tak terlalu ingin mengingatmu. namun kupikir, tak ada salahnya kalau berusaha membuat relasi kita jadi lebih cair. karena itulah, aku membuang jauh kesombongan yang selama ini kubanggakan.

tapi..
ah, entahlah!

mungkin kau terlalu sibuk dengan semua urusanmu. terbuai atau malah trance dalam hingar-bingar dunia yang telah membuat dirimu menjadi begitu berbeda. atau mungkin juga kau sedang menikmati kesendirian, dan tersenyum puas melihatku yang seperti orang bodoh mengumpulkan puing-puing ke-diri-an.

sudahlah,,

Selasa, 23 Maret 2010

.:: mbuh lah,




kuingat nasihat seorang teman dekat. dia berkata, "menulislah! tulis apapun yang sedang kau pikirkan sedang kau rasakan. apapun itu."

pertanyaannya kemudian adalah, bagaimana jika aku ada pada sebuah kondisi sedang dan tidak ingin merasakan, sedang dan tidak ingin memikirkan apapun? mungkin seperti yang kualami saat ini.

apakah akan kupaksa tangan ini menorehkan larat-larat aksara, sedang hati dan pikiran tak menginginkannnya? jika demikian, apa bedanya diriku dengan mesin pencetak yang tak punya hati dan juga kehendak? entahlah.
mungkin teman baikku itu bisa menjawabnya.

ketika pikiran kosong dan hati mati, apa yang ingin ditorehkan dari keduanya? hanya orang tolol yang bertindak tanpa hati tanpa pikiran.

dan mungkin aku salah satu dari mereka.
tapi paling tidak, aku membuktikan kalau ucapan sahabatku itu benar adanya, buktinya kuhasilkan beberapa kalimat meski pada awalnya aku hanya ingin menghujat semua yang dikatakannya.

.:: imaji hujan







kehadiranmu bersamaan dengan datangnya hujan masih menyisakan sepenggal pertanyaan.

apakah kau yang mengirim hujan itu padaku?
meski itu yang kau katakan, aku ragu --dan bahkan saat ini mulai tak memedulikan hal itu.





&^$^$#&^)(*&@

hujan yang kau kirimkan ternyata tak seperti yang kuinginkan. benar bahwa kau ingin menurunkan rintik air itu untuk menyejukkanku.
namun kenyataannya tak demikian. hujan itu menyapaku dengan tak ramah. titik-titik air yang jatuh ternyata tak membentuk harmonisasi seperti yang kau janjikan. belum lagi kilatan petir yang menyayat langit serta dentumannya yang menggegar. sungguh memekakkan telinga siapa saja yang ada di sekelilingnya. alih-alih tergugah menikmatinya, aku malah makin meringkuk dalam dingin dan ketakutan hujan yang kau sampaikan.

untunglah, hujanmu reda segera.

bukan! bukan reda. namun menghilang entah ke mana. tak ada satupun jejak yang menandakan hujan.

peristiwa itu membuatku ragu dan mempertanyakan apakah hujan yang kau sampaikan itu ada. seperti halnya aku meragukan relasi kita yang mungkin memang tak nyata.

entahlah!

Minggu, 21 Maret 2010

.:: malaikat kecil(ku) ??



kau pernah tidak setuju ketika kali pertama kusapa dirimu dengan nama itu.
ada dua alasan yang kau kemukakan.

tentang malaikat. menurutmu sebutan malaikat belum pantas melekat pada dirimu. "terlalu bagus," katamu waktu itu.
kemudian kau mempersoalkan istilah "kecil" yang kugunakan. Kata kecil seakan-akan mengidentikkan dirimu dengan sifat manja dan kekanak-kanakan. selain itu, mungkin kau juga tidak menyukainya karena ada orang lain yang juga pernah kupanggil dengan nama "kecil" di belakangnya. entahlah..

aku memanggilmu dengan nama "malaikat kecil" bukan tanpa alasan. tentu alasan yang kumiliki sama sekali tidak seperti yang kau sangkakan.

dan alasan paling kuat yang dapat kukatakan padamu adalah, karena aku suka. ya, aku suka menyapamu dengan nama itu. kalau aku sudah suka, mau apa coba? hehe

Kamis, 18 Maret 2010

# hujan. senja. cinta..




senja mengendap, bersiap menyergap hangat sinar mentari.
sebentar lagi gelap. tapi aku tak peduli. perhatianku hanya tertuju padamu, hujanku. ya, kau masih seperti biasanya: titik-titik air yang menyejukkan. menyimpan seuntai senyum manis yang senantiasa kurindukan.

namun, ada yang membuatku tak terlalu bersemangat bercengkerama denganmu saat ini.
sepertinya kau kecewa. entahlah! tapi tak apa. toh relasi di antara kita tak melulu berjalan seperti yang diharapkan.

--bias kemerahan mulai tampak di langit barat--

kukira kau datang untukku --meski tak selalu begitu-- seperti janji yang pernah kau ukir pada sepotong senja. ternyata aku salah. alih-alih meluangkan waktu berdua, kau malah asyik bercerita tentang persekutuan dengan langit yang kian sempurna.

Selasa, 09 Maret 2010

penjahat berbaju malaikat_

penjahat berbaju malaikat. istilah itu kudapat dari seseorang yang kemudian aku sebut "guru" --meski mungkin dia tidak mengakuiku sebagai muridnya. entah apa makna pasti istilah itu, aku tak tahu. pun kalau aku salah memaknainya, dia tak akan marah. pun kalau dia marah, itu haknya. terserah.

aku tak bermaksud membicarakan dia dengan segala pemikirannya. toh aku sudah pernah mengungkap sebagian sisi dirinya tiga tahun lalu.

kembali kepada "penjahat berbaju malaikat". ungkapan itu ditujukannya kepada seseorang yang tentu saja tak kukenal. ungkapan itu muncul ketika dia sedang ingin memaki, mengumpat, atau apalah namanya. yang pasti itu bukan dimaksudkan untuk memberi pujian. aku yakin itu.

dan kini aku juga ingin meminjam ungkapan itu. aku tak perlu minta ijin padanya. salah dia sendiri kenapa mengatakannya padaku.

aku belum tahu ungkapan itu akan kutujukan pada siapa. mungkin seseorang diluar sana, seseorang yang sedang ada di sampingku sekarang ini, atau malah diriku sendiri.

tentang bagaimana aku memaknainya, tak akan kujelaskan sekarang. bukan karena takut salah. biarlah orang yang merasa dirinya sebagai "penjahat berbaju malaikat" itu sendiri yang menafsirkannya. entah setelah itu dia marah, bahagia, atau biasa saja, itu urusannya. toh dia sendiri yang memaknai. aku tak begitu peduli.

Senin, 01 Maret 2010

sahabat,, (?)




kehidupan bukanlah seperti pasar malam, begitu kata Pram. orang-orang datang dan pergi silih berganti. banyak hal yang ditawarkan ketika baru hadir dalam kehidupan, tapi secara tiba-tiba mereka pun menghilang dengan segera. seperti mimpi.

sebagian manusia mengalami kesedihan-cengeng manakala tidak bisa menerima keadaan mesti "dipisahkan" dengan orang yang selama ini begitu dekat. serasa ada sebagian dari jiwa yang terbang. menghilang.

itu merupakan sebuah keniscayaan. dalam kehidupan di dunia ini tak ada yang mengabadi. semuanya serba fana dan serba profan. maka tidak perlu sekali-kali berharap akan adanya kekekalan, termasuk dalam persahabatan. ya, sampai saat ini sahabat sejati menjadi sebentuk konsep abstrak serta menyisakan sepenggal pertanyaan besar yang belum juga terjawab.
mungkin yang perlu dikaji ulang adalah definisi sahabat itu sendiri --yang sampai saat ini belum mendapat hakikat pasti.

boleh jadi tiap kita memiliki orang terdekat. tapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah dia benar-benar sahabat? apakah itu juga berlaku dalam setiap sisi kehidupan? dan apakah sahabat sejati, soulmate, atau apapun istilahnya hanya seorang saja?

kesalahan terbesar manusia adalah ketika dari awal memiliki harapan bahwa seorang sahabat akan selamanya menjaga, menemani tiap saat.
hanya orang bodoh yang beranggapan demikian. kenapa? pada kenyataannya tak akan ada seorang pun yang mau melakukan hal itu.

pada dasarnya setiap manusia itu kuat. setiap manusia hebat karena dibekali kemampuan yang luar biasa untuk mengatasi semua problematika hidup. menjalani hidup. menikmati hidup. dan bukan sekedar bertahan hidup.
kehadiran sahabat yang terlalu dekat di satu sisi malah akan melemahkan itu semua. banyak keyakinan yang akhirnya menjadi goyah hanya karena intervensi "sahabat sejati". relasi yang menjamah ruang pribadi ternyata tak mamu menguhkan ke-diri-an. justru sebaliknya, akan membunuh ke-aku-an secara perlahan.