"Apakah akan kupaksa tangan ini menorehkan larat-larat aksara,
sedang hati dan pikiran tak menginginkannnya?

Jika demikian, apa bedanya diriku dengan mesin pencetak yang tak punya hati tak punya kehendak?"

Kamis, 18 Maret 2010

# hujan. senja. cinta..




senja mengendap, bersiap menyergap hangat sinar mentari.
sebentar lagi gelap. tapi aku tak peduli. perhatianku hanya tertuju padamu, hujanku. ya, kau masih seperti biasanya: titik-titik air yang menyejukkan. menyimpan seuntai senyum manis yang senantiasa kurindukan.

namun, ada yang membuatku tak terlalu bersemangat bercengkerama denganmu saat ini.
sepertinya kau kecewa. entahlah! tapi tak apa. toh relasi di antara kita tak melulu berjalan seperti yang diharapkan.

--bias kemerahan mulai tampak di langit barat--

kukira kau datang untukku --meski tak selalu begitu-- seperti janji yang pernah kau ukir pada sepotong senja. ternyata aku salah. alih-alih meluangkan waktu berdua, kau malah asyik bercerita tentang persekutuan dengan langit yang kian sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar