"Apakah akan kupaksa tangan ini menorehkan larat-larat aksara,
sedang hati dan pikiran tak menginginkannnya?

Jika demikian, apa bedanya diriku dengan mesin pencetak yang tak punya hati tak punya kehendak?"

Senin, 01 Maret 2010

sahabat,, (?)




kehidupan bukanlah seperti pasar malam, begitu kata Pram. orang-orang datang dan pergi silih berganti. banyak hal yang ditawarkan ketika baru hadir dalam kehidupan, tapi secara tiba-tiba mereka pun menghilang dengan segera. seperti mimpi.

sebagian manusia mengalami kesedihan-cengeng manakala tidak bisa menerima keadaan mesti "dipisahkan" dengan orang yang selama ini begitu dekat. serasa ada sebagian dari jiwa yang terbang. menghilang.

itu merupakan sebuah keniscayaan. dalam kehidupan di dunia ini tak ada yang mengabadi. semuanya serba fana dan serba profan. maka tidak perlu sekali-kali berharap akan adanya kekekalan, termasuk dalam persahabatan. ya, sampai saat ini sahabat sejati menjadi sebentuk konsep abstrak serta menyisakan sepenggal pertanyaan besar yang belum juga terjawab.
mungkin yang perlu dikaji ulang adalah definisi sahabat itu sendiri --yang sampai saat ini belum mendapat hakikat pasti.

boleh jadi tiap kita memiliki orang terdekat. tapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah dia benar-benar sahabat? apakah itu juga berlaku dalam setiap sisi kehidupan? dan apakah sahabat sejati, soulmate, atau apapun istilahnya hanya seorang saja?

kesalahan terbesar manusia adalah ketika dari awal memiliki harapan bahwa seorang sahabat akan selamanya menjaga, menemani tiap saat.
hanya orang bodoh yang beranggapan demikian. kenapa? pada kenyataannya tak akan ada seorang pun yang mau melakukan hal itu.

pada dasarnya setiap manusia itu kuat. setiap manusia hebat karena dibekali kemampuan yang luar biasa untuk mengatasi semua problematika hidup. menjalani hidup. menikmati hidup. dan bukan sekedar bertahan hidup.
kehadiran sahabat yang terlalu dekat di satu sisi malah akan melemahkan itu semua. banyak keyakinan yang akhirnya menjadi goyah hanya karena intervensi "sahabat sejati". relasi yang menjamah ruang pribadi ternyata tak mamu menguhkan ke-diri-an. justru sebaliknya, akan membunuh ke-aku-an secara perlahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar