"Apakah akan kupaksa tangan ini menorehkan larat-larat aksara,
sedang hati dan pikiran tak menginginkannnya?

Jika demikian, apa bedanya diriku dengan mesin pencetak yang tak punya hati tak punya kehendak?"

Selasa, 08 Juni 2010

:: Ada Apa dengan Miyabi?




Sebuah pertanyaan bias, hingga kemudian mampu menghadirkan ribuan jawaban yang tentu saja tak seragam. Tergantung siapa dan bagaimana memaknainya.

Ada apa dengan miyabi?

Perempuan jepang satu ini sempat menjadi buah bibir di sebagian wilayah negeri. Orang-orang suci sudah terlanjur memberinya cap sebagai penjahat. Karena penjahat, ia layak dihujat. Dan karena penjahat, adalah merupakan sebuah kejahatan jika membiarkannya ikut serta dalam dunia seni-budaya bangsa.

Ada apa dengan miyabi?
Entahlah. Aku belum berwenang untuk menjawabnya. Salah satu penyebabnya adalah aku bukan satu dari sekian orang suci itu.

Ya, Ini dia!
Kesucian.

Bisa jadi kesucian menjadi alasan kenapa wanita cantik yang satu ini haram memasuki negeri.

Hanya saja, jika kesucian menjadi alasan timbulnya hujatan, jika kesucian menjadi titik pangkal munculnya isu ini, maka
pertanyaannya kemudian adalah, kenapa harus miyabi?

Ya, kenapa harus miyabi yang menjadi objek luapan caci-maki?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar