"Apakah akan kupaksa tangan ini menorehkan larat-larat aksara,
sedang hati dan pikiran tak menginginkannnya?

Jika demikian, apa bedanya diriku dengan mesin pencetak yang tak punya hati tak punya kehendak?"

Sabtu, 08 Mei 2010

:: sekuntum harapan






"every rose has it thorn,"
sebuah lagu dari Poison mengingatkanku pada sebuah topik yg pernah kita perbincangkan. pernah kita perdebatkan. dan hingga detik ini, kita, aku dan kamu, belum juga menyepakati sebuah kesimpulan.

kuyakin kau masih mengingatnya.
ya. harapan.

aku menganalogikan segenggam harapan dengan sekuntum mawar. harapan adalah mawar, lengkap dengan duri yang dimiliki.

ia menawan. ia menggoda. ia memesona. bisa saja kita mencium harumnya. namun jika tak hati-hati, duri tajamnya akan menusuk dan menorehkan luka perih mendalam. hal yang menarik, bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar