"Apakah akan kupaksa tangan ini menorehkan larat-larat aksara,
sedang hati dan pikiran tak menginginkannnya?

Jika demikian, apa bedanya diriku dengan mesin pencetak yang tak punya hati tak punya kehendak?"

Minggu, 02 Mei 2010

"aku, buku, dan sepotong sajak cinta"


kubaca kembali sebuah buku yang dulu pernah kuanggap sebagai kitab hidupku. ya, "aku, buku, dan sepotong sajak cinta". buku karangan muhidin m. dahlan terbitan tahun 2004 ini menjadi semacam tetirah yang mampu memaksaku untuk mendekonstruksi semua pemikiran dan pemahaman akan kehidupan.

lewat buku ini, gus muh (sapaan muhidin m. dahlan) mengajarkan banyak hal; perjuangan hidup, kisah cinta yang tragis, pengkhianatan, topeng palsu orang-orang "suci", serta bagaimana meneguhkan segenggam keyakinan.

aku tak seheroik tokoh yang digambarkan di dalamnya. aku mengamini semangat yang dibawanya, dan tentu saja, menghormati kompleksitas ke-diri-annya; kebajikan serta kebejatan yang dia lakukan.

tabik, gus muh!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar