"Apakah akan kupaksa tangan ini menorehkan larat-larat aksara,
sedang hati dan pikiran tak menginginkannnya?

Jika demikian, apa bedanya diriku dengan mesin pencetak yang tak punya hati tak punya kehendak?"

Minggu, 26 September 2010

.:: Cukuplah Sedikit Memaki





Nama binatang berkaki empat itu hampir saja melompat keluar dari mulutmu. Untunglah, dia masih merasa nyaman dalam dekap hangat hati dan emosi.

Saat-saat emosional bisa jadi momen yang fantastis. Betapa tidak. Kita dihadapkan pada semacam energi yang entah apa namanya. Energi diam sekaligus membara. Pernyataan ini terkesan kontradiktif. Namun aku masih belum menemukan istilah yang pas sebagai padanannya.

Di titik itulah ada penat yang serta-merta mesti dikeluarkan. Dan memang ekspresinya macam-macam. Dari mulai tidur, terpekur, hingga ledakan beraneka tindak dan kata-kata.

Itulah manusia, kawan. Jadi tak perlu kau mencaci andai kukeluarkan kata maki. Kita sama. Ya. Sama sekali tak beda. Lalu apa hakku melarang-larang dirimu? Ah, ada-ada saja.


Salam,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar