"Apakah akan kupaksa tangan ini menorehkan larat-larat aksara,
sedang hati dan pikiran tak menginginkannnya?

Jika demikian, apa bedanya diriku dengan mesin pencetak yang tak punya hati tak punya kehendak?"

Rabu, 17 Februari 2010

bukan secuil kerupuk,,





"kak, mau krupuk,,"
kata-kata itu lekat kuingat.

sepotong krupuk itu sekarang menjadi semacam filosofi kehidupan. ya, nikmati hidup layaknya menikmati sepotong kerupuk: ringan, renyah, dan kehadirannya senantiasa memberi warna serta melengkapi yang telah ada.

menjalani hidup dengan ringan tanpa beban,

mengisinya dengan derai tawa yang renyah dan menyenangkan,

hadir di tengah kehidupan, lalu berusaha membuat orang-orang di sekiar merasa nyaman,,

pencerahan itu kudapat sekitar dua tahun yang lalu. boleh jadi itu hanya kesimpulanku, dan memang kau tidak bermaksud demikian. kukira tak apa kalau aku memberi makna seenaknya. toh tak merugikan siapapun juga.

...

adikku yang baik hati,

mungkin terlalu sederhana jika aku menganalogikan ke-diri-anmu layaknya sepotong kerupuk.

sejatinya dirimu adalah kekuatan, keceriaan, serta keindahan. perpaduan yang mengesankan. tak bisa dipungkiri pasti ada aral yang merintang. namun, entah kau sadari atau tidak, itu hanya secuil perjalanan hidupmu. dan itu tak seberapa jika dibandingkan dengan kedamaian serta kebahagiaaan yang kau dapati sembilan belas tahun ini.

kau memang pernah menangis. tapi itu hanya beberapa detik. sedangkan rangkaian perputaran waktumu selanjutnya adalah canda-tawa. seperti yang aku katakan di awal: ringan, renyah, dan dinanti kehadirannya. -- aku memaksa kau percaya kata-kataku itu. hehe..


akhirnya, lebih dari "selamat" yang ingin kusampaikan.

"terima kasih."
itu yang ingin kuucapkan. ini bukan hanya dari diriku pribadi, tapi mewakili semua orang yang pernah kau kenal, pernah kau sapa.
ucapan terima kasih itu membuktikan kalau selama ini kau mampu mendamaikan orang-orang di sekitarmu.

lalu apa artinya?
artinya jika kau mampu membahagiakan orang lain, itu tanda kalau kau adalah pribadi yang bahagia. bukan berarti tanpa tangis. hanya saja, tetes air mata itu akan lebih menjernihkan hatimu. dan setelah itu, kau akan lebih siap menapaki kehidupan mendatang dengan lebih tenang. percayalah, hidupmu akan sangat menakjubkan.

salam hormatku padamu,,



* catatan buat ulang tahun okky febriliani isaura

Tidak ada komentar:

Posting Komentar