"Apakah akan kupaksa tangan ini menorehkan larat-larat aksara,
sedang hati dan pikiran tak menginginkannnya?

Jika demikian, apa bedanya diriku dengan mesin pencetak yang tak punya hati tak punya kehendak?"

Rabu, 14 Oktober 2009

Tatapan: Segaris Batas yang Terlepas (2)

Tatapan seolah menunjukkan sebuah jalinan komunikasi yang intens, meski pada dasarnya yang dibutuhkan bukanlah sekedar intensitas. Ya, bukan intensitas, namun munculnya kepekaan dari kedalaman batin yang mampu menjadikan dua entitas begitu manja dalam jalinan komunikasi yang sebenarnya masih terlampau entah.

Dalam relasi tersebuat ada garis tipis yang bernama "batas". Dan ketika garis batas ini tidak mampu dikelola, maka yang muncul kemudian adalah vandalisme imajinal yang kadangkala begitu liar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar