rinduku mengalun pada daun
gemerisik dipetik sang angin
dan hujan mewartakan kegelisahan
lirih desah pada tanah yang basah
___
sajak itu kutulis medio maret 2010. dan apa yang tertuang dalam larat-larat aksara yang merangkainya, anggap saja mewakili perasaanku ketika itu.
namun alangkah kagetnya waktu penggalan sajak, puisi, syair, atau apalah namanya itu, kutemukan lagi dua hari yang lalu. hanya saja kali ini aku merasa berbeda ketika berhadapan dengannya: tulisan itu diakui oleh orang lain! bukan atas namaku, tapi atas nama seorang kawan lama yang telah sekian putaran waktu tak kujumpa.
tentang apa maksud dan alasan dia melakukannya, entahlah! aku tak tahu. aku tak berhak menjawab. dan sama sekali tak ingin menjawab.
mungkin bagi dirinya, itu hanyalah deretan kata yang entah apa juga maknanya. bahkan mungkin sebagian orang tak menganggapnya bermakna.
meski begitu, ia tetaplah anak ruhani yang kulahirkan dari rahim perenungan jiwaku.
aku bukan siapa-siapa yang berhak menuntut. ya, tentu saja tak memiliki hak untuk menuntut. aku tak akan melakukannya. aku hanya ingin memaki. kurasa tak ada yang berkeberatan dengan hal itu.
kepada seorang kawan, jika ingin menunjukkan eksistensi diri, ada cara kain yang lebih elegan!
salam,
* istilah "anak ruhani" kupinjam dari istilah yang pernah digunakan muhidin m. dahlan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar