"Apakah akan kupaksa tangan ini menorehkan larat-larat aksara,
sedang hati dan pikiran tak menginginkannnya?

Jika demikian, apa bedanya diriku dengan mesin pencetak yang tak punya hati tak punya kehendak?"

Minggu, 18 April 2010

malam datang terlalu dini _

"malam datang terlalu dini,"

sepenggal kalimat itu pernah kuucap beberapa waktu lalu. tak ada makna luar biasa. itu sekedar ekspresi betapa 'waktu' merupakan sebuah ancaman serius akan eksistensi di muka bumi ini.

betapa tidak?!
ia datang, melaju dengan begitu cepatnya. berhenti? sama sekali tidak. padahal kita membutuhkan jeda dalam rancang konstruktif ke-diri-an kita. kita memerlukan beberapa detik waktu anta untuk merenung untuk berpikir untuk merancang strategi meniti jalan kehidupan yang mungkin akan sangat terjal.

ia dengan sangat sadis menggilas apa saja yang tak berjalan seiring dengannya.

ia menggerus setiap renik masa lalu. menjadikannya sebatas memori. hanya itu.

sampai transkripsi ini kutulis, waktu menjadi semacam fobia yang terus menghantui setiap detik dan detak jantungku, dan mungkin juga sebagian kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar