"sabar! suatu saat kau akan berhasil." nasihat itu sangat akrab di telinga setiap kita.
keberhasilan menjadi suatu orientasi, satu tujuan akhir dalam kehidupan.
ketika sementara orang menganggap bahwa keberhasilan adalah sesuatu yang mesti diperjuangkan mati-matian, saya malah tak sepenuhnya setuju. dalam beberapa hal, kata "keberhasian" mengacu pada ilusi, fatamorgana menyesatkan. betapa tidak. hati dan pikiran dibuai oleh mimpi pada pencapaian satu tujuan. dan ketika yang terjadi justru kegagalan, maka yang muncul kemudian adalah penyesalan.
benar bahwa kegagalan merupakan pelecut semangat. "kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda," begitu sebagian orang mengatakan. lalu bagaimana jika kesuksesan itu tertunda untuk selamanya? inilah pertanyaan yang belum juga terjawab.
anggapan bahwa kegagalan adalah hal yang memalukan, bahkan menjijikkan, perlu mendapat pemahaman ulang.
hidup tidak selalu sempurna. tidak selalu sukses. tidak selalu berhasil. kegagalan adalah bagian dari hidup manusia. itu yang mesti disadari. seperti dua sisi mata uang. baik buruk. itulah kita. itulah manusia. kita memang bukan penjahat, tapi kita juga bukan malaikat.
bisa dibayangkan bagaimana seseorang menjadi sangat tertekan ketika berhadapan dengan kegagalan. padahal gagal dan berhasil, kalah dan menang, merupakan harmonisasi kehidupan yang akan mengabadi. mengutip pendapat seorang teman, "hidup akan membosankan kau urus-lurus saja." ya, akan sangat membosankan manakala hidup selalu diisi dengan keberhasilan atau kegagalan sepenuhnya.
nikmati kegagalan sebagai bagian dari perjalanan hidup, proses hidup. tak ada lagi istilah kegagalan adalah anak tiri yang mesti dimaki. keberhasilan dan kegagalan adalah suatu keniscayaan. keduanya saling berpasangan. saling mengisi. saing melengkapi.
permasalahannya bukanlah terletak pada begaimana menghindari kegagalan dan mencapai keberhasilan. jika demikian, di mana letak ujian keikhlasan? yang lebih penting adalah menerima mereka sebagai saudara kembar yang tak mungkin dipisahkan. jadi kita akan mampu menerima dan memeluk erat keduanya sebagai bagian dari ke-dir-an kita. jadi, mengapa harus ditakuti? kesuksesan sejati justru terletak pada kerelaan menerima keduanya dengan tangan terbuka.
hahaha...
nb: salah satu kegagaan terbesar umat manusia adalah tidak mampu membangun kesamaan persepsi tentang istilah dan definisi. tidak heran manakala banyak hal --yang sebenarnya tidak seberapa penting-- menjadi pertentangan dan mengakibatkan pertikaian yang tak berkesudahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar