"Apakah akan kupaksa tangan ini menorehkan larat-larat aksara,
sedang hati dan pikiran tak menginginkannnya?

Jika demikian, apa bedanya diriku dengan mesin pencetak yang tak punya hati tak punya kehendak?"

Rabu, 16 Desember 2009

terima kasihku padamu (3)






kata sederhana itu aku ucapkan atas semua kebaikan yang tentu saja tak sederhana.

hingga detik ini kau masih mau menemaniku. bukankah itu luar biasa? ya, tidak ada yang lebih membahagiakan dari itu semua.

benar bahwa tak setiap detik kita saling bertegur sapa. namun itu tak membuat kita memalingkan muka. apalagi menjadikan kita saling lupa. toh setiap kali bencengkrama, kau senantiasa menyambutku dengan senyum hangat yang memesona.

aku tak berani berharap relasi kita akan mengabadi karena keabadian hanya milik Tuhan. hanya saja aku tak ingin melepas genggaman tanganmu begitu saja. kisah yang kita jalani tidak akan berhenti sampai di sini. aku yakin sampai esok, lusa, dan hari nanti...

salam sayangku padamu!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar