"Apakah akan kupaksa tangan ini menorehkan larat-larat aksara,
sedang hati dan pikiran tak menginginkannnya?

Jika demikian, apa bedanya diriku dengan mesin pencetak yang tak punya hati tak punya kehendak?"

Jumat, 13 November 2009

mau krupuk?

“mau krupuk? aku habis goreng satu toples besar. siapa tahu bisa ngilangin rasa hati yang nggak enak..”

meski tidak sama persis, tapi kira-kira begitulah katamu waktu itu.

ah, kau ada-ada saja.. ^_^

tapi aku suka..

mungkin kau memang sengaja mengucapkannya dan bermaksud untuk sejenak mengalihkan pembicaraan. ya... sedikir mencairkan suasana.
hey, bisa-bisanya kau memikirkan hal yang sama sekali tidak pernah terlintas dalam benakku. haha..
pertanyaan yang muncul kemudian adalah apa hubungan antara krupuk dengan topik yang kita perbincangkan ketika itu?
aku kira tidak ada. dan justru karena ketiadaan relasi itulah, kau berhasil membuatku tersenyum, dalam arti yang sebenarnya.

tapi bisa jadi “krupuk” itu hadir dari spontanitas tanpa perencanaan.
kau tahu, justru aku lebih suka jika ternyata alasan kedua inilah yang mendasari hadirnya kata-katamu itu.
dan itulah dirimu. seringkali muncul dengan kejutan-kejutan yang menyenangkan.
bahwa kau tidak tahu benar apa yang aku alami saat itu, sama sekali bukan masalah. yang lebih penting adalah, kata-kata itu mengalir dari kedalaman hatimu.

salam hormat denganmu,,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar