"Apakah akan kupaksa tangan ini menorehkan larat-larat aksara,
sedang hati dan pikiran tak menginginkannnya?

Jika demikian, apa bedanya diriku dengan mesin pencetak yang tak punya hati tak punya kehendak?"

Selasa, 03 November 2009

tak ada yang berbeda dari senja



senja kali ini tak ada yang berbeda. masih sama. seperti yang sudah-sudah. mentari mulai mengistirahatkan diri menyimpan energi untuk bumi esok hari. langit temaram. beberapa ekor burung gereja kembali ke peraduan. ya, tak ada yang berbeda. tak ada yang luar biasa. alam masih berjalan seperti yang disabdakan. seiring waktu yang perlahan-lahan menggerus masa lalu.

hanya saja di senja ini kau datang. tanpa kata. tanpa bicara. tanpa senyuman hangat. tanpa sekuntum rindu yang kau peluk erat.
kau begitu dingin, kekasih. mengalahkan dinginnya malam yang mulai menjelang. kau merusak sensasi senja ini. kau menghalangi sinar mentari yang untuk beberapa saat masih menghangatkan. kau sengaja membuat senja ini menjadi berbeda.

kau mendustakan senja!

senja adalah awal kedamaian ketika aku mengistirahatkan energi yang tersisa. awal dimulainya ketentraman setelah seharian bersimbah peluh bertarung dengan dunia yang tak lagi ramah. dan tahukah, kau merusak segalanya. kau merusak senjaku. kau merusak duniaku, kekasih. dan kamu harus mempertanggungjawabkan semuanya. di hadapanku.

tapi seperti yang kukatakan sebelumnya, senja kali ini tak ada yang berbeda. meski kau datang tanpa senyuman. meski kau mengganguku menikmati senja sore ini.
bukankan kau selalu melakukannya? ya, untuk kesekian kali kau mengkhianati senja ini. dan aku yakin kau pun akan mengulangnya pada potongan senja yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar