"Apakah akan kupaksa tangan ini menorehkan larat-larat aksara,
sedang hati dan pikiran tak menginginkannnya?

Jika demikian, apa bedanya diriku dengan mesin pencetak yang tak punya hati tak punya kehendak?"

Kamis, 19 November 2009

salam buat hujan




hujan. aku suka hujan. selalu mampu memberi sensasi luar biasa.

entah kenapa aku belum ingin hujan ini berhenti. coba dengarkan harmonisasi yang dihasilkannya! titik-titik air itu membentuk alunan musikalisasi yang begitu merdu. dan di titik ini pula muncul pertanyaan, kekuatan Maha Dahsyat apakah yang mampu menciptakan orkestrasi kehidupan dalam hujan?

hujan adalah kesejukan. aku sendiri heran, setelah sekian lama, setelah sekian generasi anak manusia, ia tak juga mau berhenti. tetap setia membasuh wajah jutaan makhluk di bumi ini.

yang belum dapat aku pahami sampai saat ini adalah, kenapa masih saja muncul umpatan yang mengiringi kehadirannya? bukankah hujan menghidupkan? ah, manusia memang sering tak tahu diri. pernah suatu ketika ada yang mengatakan, "hujan yang menyebalkan! hujan juga menghancurkan!"
hujan adalah kesucian. manusia tak berhak apapun atas diri hujan. bukankan kehidupan manusia juga dirangkai atas titik-titik air hujan?

terima kasih kuucapkan padamu, hujan. Tak perlu kau hirau suara parau mereka. hadirlah sesering yang kau inginkan! hujan adalah kedamain..

salam, hujan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar