"Apakah akan kupaksa tangan ini menorehkan larat-larat aksara,
sedang hati dan pikiran tak menginginkannnya?

Jika demikian, apa bedanya diriku dengan mesin pencetak yang tak punya hati tak punya kehendak?"

Minggu, 15 November 2009

puLau menyawakan_151109




setelah pulau kecil dan pulau tengah, target kunjungan berikutnya adalah pulau menyawakan. "target kunjungan"? ah, sepertinya kurang tepat jika kedua kata itu digunakan. belum ada perencanaan sebelumnya, oleh karenanya tidak ada "target". lalu "kunjungan". apalagi kata yang satu ini. pemakaian kedua kata tersebut hanya karena penulis belum menemukan kosa kata yang tepat untuk mengungakapkan ide. tapi, sudahlah.

matahari sudah meninggi. meski formasi tidak lengkap, semangat berpetualang sama sekali tidak menghilang. toh kami ditemani si kembar salim dan salam. dua bersaudara yang selama ini cukup setia.

perjalanan diperkirakan dapat ditempuh dalam waktu 45 menit. syukurah, suasana laut begitu teduh --tidak seperti ekspedisi pulau tengah dan pulau kecil dengan ombak mencapai 2 meter. akan tetapi laut yang tenang juga membuat perjalan jadi cukup membosankan.

setelah sekitar satu jam, akhirnya kami sampai di tempat tujuan. pulau menyawakan. pulau yang tidak begitu luas, namun memiliki daya tarik tersendiri. tentu saja. jika tidak, untuk apa bersusah payah mencapainya dengan meninggalkan tugas dan kegiatan yang paling mendamaikan di hari minggu: tidur. haha.
sepertinya tempat ini akan menyenangkan. banyak yang bisa dilihat. satu lagi dan ini haram jika dilupakan, ada media untuk mengekspresikan diri. apalagi kalau bukan foto-foto: ekspresi narsis yang paling manusiawi di abad ini.

namun, ada sedikit masalah ketika kami akan menjejakkan kaki di menyawakan. pengelola hampir saja tidak menijinkan karena ada kegiatan penting di tempat tersebut. sempat terlintas pikiran untuk melanjutkan perjalan ke pulau parang. tapi untunglah, akhirnya lolos juga (apresiasi kami tujukan buat mas ghofur dan pak lurah!).

pemandangan cukup menarik, meski sebenrnya tak seindah yang dibayangkan sebelumnya. mungkin ini juga karena adanya kejadian di awal tadi. tak apalah. tetap mencoba untuk menikmati.

pukul 16.30 selesai sudah perjalanan menjelajahi salah satu tempat di gugusan kepulauan karimunjawa ini. lelah? mungkin. senang? bisa jadi. narsis? tentu saja. itu pasti!

menjelang petang, kami pun beranjak pulang. sekali lagi, tak ada ombak yang berarti. justru kami disuguhi pemandangan senja yag luar biasa --meski akhirnya tidak bisa menyaksikan matahari terbenam karena terhalang awan mendung.
antara langit dan laut. ya, kami diapit keduanya. dua makhluk tuhan yang begitu luas dan terihat sangat kekar hingga mampu melumatkan apa saja, tidak terkecuali kami semua. Tuhan menciptakan dua hal berpasangan yang kontradiktif namun memilki rangkaian harmoni. cantik dan indah sekaligus kejam dan mengerikan. setelah serangkain narsisme yang kami tunjukkan, kami merasa bukan siapa-siapa, bahkan bukan apa-apa di hadapan kekuasaan Sang Pencipta. mungkin itulah pelajaran paling berharga yang penulis dapatkan dalam perjalanan kali ini.

di sini penulis tidak menggambarkan keindahan pulau menyawakan yang baru saja dikunjungi. ada tiga alasan. pertama, penulis tidak biasa menderskripsikan sebuah lokasi. tidak terlampau mahir mengungkapkan kembali sebuah pengalaman nyata yang mestinya objektif. alasan kedua, ingin membuat penasaran bagi yang belum menyaksikan. sedangkan yang ketiga adalah karena tidak ingin. ya, sama sekali tidak. itu saja.

karimunjawa, november 2009
foto by hery br


15 November 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar